Kamis, 01 September 2016

Sekolah Minggu



KEDUDUKAN SEKOLAH MINGGU
DI GEREJA PROTESTAN INDONESIA DI PAPUA
(SM GPI Papua)
I.  Pengantar
       Permasalahan pendidikan sangat kompleks dan penting, sebab berhubungan dengan mempersiapkan manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kehidupannya sebagai  bangsa yang bermartabat.  Pendidikan tidak  dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan merupakan bagian yang esensi/mendasar  dari hidup  manusia.   Pendidikan memiliki  peran yang strategis dalam membentuk dan mendayagunakan kualitas hidup manusia,  agar menjadi manusia yang memiliki kecerdasan watak dalam berpikir,  berperilaku, kecerdasan mental spiritual, serta menghasilkan manusia yang bermoral.  Menurut Handerson (1959) dalam Sadulloh, (2011:4), pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. 
Tujuan akhir pendidikan adalah agar  peserta didik dapat memiliki kemampuan atau kompetensi yang meliputi segala aspek kehidupannya dalam proses belajar.  Sejak lama bangsa Indonesia mempunyai cita-cita untuk menciptakan masyarakat belajar ( learning society).  Belajar tidak akan pernah berhenti, selagi manusia itu masih menjalani hidupnya, sebab belajar merupakan bagian dari proses pendidikan.  Menurut Harianto GP  ( 2012 : 57)  jalur pendidikan  adalah wadah yang dilalui oleh peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Bagaimana dengan Gereja? Apakah Gereja di sebut juga  sebagai lembaga penyelenggara Pendidikan?
       Gereja sebagai satu persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan menuju pada terang Kristus yang ajaib,  hal ini berarti bahwa umat  dididik untuk  hidup dan percaya kepada Yesus Kristus, sehingga menjadi seorang  murid Yesus yang berkualitas hidupnya dan dewasa dalam imannya.   Menurut Nuhamara, (2007 : 29), tujuan pendidikan di  dalam gereja untuk menolong anggota gereja bertumbuh menuju kedewasaan kristen.   Gereja bertanggungjawab “ menyelenggarakan pendidikan bagi umatnya “. Mandat untuk menyelenggarakan pendidikan itu terdapat di dalam Ulangan 6 : 4 – 9, 11 : 1 – 22, dan Matius 28 : 19.    
       Lembaga Gereja Protestan Indonesia di Papua ( GPI Papua) juga menyelenggarakan pendidikan kepada warganya. Tata Gereja GPI Papua yakni Peraturan Pelaksanaan  (PERLAK) GPI Papua nomor 19 Bab II pasal 5, menjelaskan bahwa GPI Papua wajib memperhatikan pengembangan sumber daya manusia gereja di setiap jenjang melalui pendidikan  formal di gereja yakni, Sekolah Minggu dan Katekisasi.   Peraturan Pelaksanaan no 7 tentang  Tata Pelayanan  menjelaskan  nama wadah ini adalah Persekutuan Anak dan Remaja Gereja Protestan Indonesia di Papua, disingkat PAR GPI Papua. Dan bentuk wadah ini adalah Wadah Pelayanan Kategorial Gereja Protestan Indonesia di Papua.
       Sekolah minggu  menjadi wadah pendidikan yang bersifat formal untuk mendidik, membina dan memberdayakan  anak-anak.  Petunjuk Pelaksanaan Persekutuan Anak dan Remaja Gereja Protestan Indonesia di  Papua (JUKLAK PAR GPI Papua) menjelaskan Sekolah Minggu sebagai wadah pendidikan formal gereja bertanggungjawab dalam meningkatkan kualitas pelayanan, dengan berorientasi pada pendidikan.  Petunjuk Teknis GPI Papua, (2008:545)  pendidikan Sekolah Minggu GPI Papua, merupakan pendidikan formal gerejawi yang dilaksanakan secara berjenjang dari usia 3 tahun – 16 tahun.  Sebagai pendidikan Formal Gerejawi, sekolah minggu wajib mendapat perhatian dan dukungan penuh dari semua pihak ( Gereja/Jemaat, orang tua, murid-murid sekolah minggu, dan anggota sidi gereja (Guru/Pengasuh) yang dipersiapkan untuk pelaksanaan proses pendidikan di sekolah minggu.  Untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah minggu yang maksimal, Sinode GPI Papua menetapkan kurikulum sekolah minggu sebagai komponen yang penting, sebagai penunjang proses pembelajaran di  Sekolah Minggu.



II.  Sekolah Minggu di GPI Papua
A.   Sejarah Sekolah Minggu
Robert Raikers sebagai pendiri sekolah minggu. Ia prihatin dan memiliki kepedulian kepada anak-anak pada zaman revolusi industry di inggris. Dimana terjadi masa peralihan dari tenaga manusia ke tenaga mesin, dan  pada masa itu banyak anak-anak yang menjadi tenaga buruh yang bekerja pada pabrik-pabrik dengan mnghasilkan upah dari tenaga kerja mereka. Namun situasi kondisi yang dihadapi anak-anak saat itu, sangat memprihatinkan, sebab mereka menjadi anak-anak yang nakal, hasil upah, mereka gunakan untuk hura-hura dan minum-minuman keras, bahkan tingkat kejahatan anak-anak semakin tinggi.  Dengan melihat kondisi anak-anak, maka Robert Raikers menaruh perhatian kepada anak-anak, dengan cara mengumpulkan mereka, dan mengajari mereka setiap hari minggu. Materi yang diberikan oleh Raikes adalah pendidikan bersifat umum, yakni mereka diajari membaca, menulis, dan pengajaran ajaran Kristen.  Ada nilai penting yang dapat diambil dari Raikers, Raikes melihat anak sebagai sosok manusia yang perlu dibentuk, dan dibangun karakter, mental dan spiritualnya, untuk menjadi anak yang baik.

B. KEDUDUKAN Sekolah Minggu di GPI Papua
       Gereja sebagai satu persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan menuju pada terang Kristus yang ajaib, hal ini berarti bahwa umat  dididik untuk  hidup dan percaya kepada Yesus Kristus, sehingga menjadi seorang  murid Yesus yang berkualitas hidupnya dan dewasa dalam imannya.   Menurut Nuhamara, (2007 : 29), tujuan pendidikan di  dalam gereja untuk menolong anggota gereja bertumbuh menuju kedewasaan kristen.  Gereja bertanggungjawab “ menyelenggarakan pendidikan bagi umatnya “. Mandat untuk menyelenggarakan pendidikan itu terdapat di dalam Ulangan 6 : 4 – 9, 11 : 1 – 22, dan Matius 28 : 19.    
               Menurut  Groome, (2010 : 65), hakikat dan  misi gereja harus dimengerti dari sudut Kerajaan Allah dalam Yesus Kristus. Setia pada ajaran Yesus.  Gereja menjadi komunitas orang-orang yang mengaku  Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan gereja pun bertanggungjawab melakukan pendidikan Agama Kristen kepada Umatnya.  Pelaksanaan PAK di Gereja merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan di gereja dalam mempersiapkan warga gereja menjadi umat Kristen yang dewasa dalam imannya.  Dalam mencapai tujuan pendidikan di gereja, maka perlu diatur dan ditetapkan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pendidikan Kristen di gereja.
       Menurut Pazimo, (2012:321) pendidikaan Kristen harus membuat keputusan-keputusan yang secara langsung mempengaruhi praktik pendidikan secara aktual.  Keputusan-keputusan ini secara khusus berkaitan dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi sebuah kurikulum.  Oleh karena itu, agar dapat merealisasikan pendidikan Kristen bagi umatnya dengan baik,  maka proses pendidikan di dalam gereja pun harus mendapat perhatian dan konsentrasi penuh, dan didasarkan pada sebuah kurikulum.  Menurut Pazmino, dalam praktek pendidikan Kristen, kurikulum merupakan konten yang disediakan untuk nara didik.  Kurikulum yang efektif  menyatukan konten dan pengalaman kristiani, dan sebagai dampaknya kurikulum berpotensi mengubah kehidupan (transformasi). 
Lembaga Gereja Protestan Indonesia di Papua ( GPI Papua) juga menyelenggarakan pendidikan kepada warganya. Tata Gereja GPI Papua yakni Peraturan Pelaksanaan  (PERLAK) GPI Papua nomor 19 Bab II pasal 5, menjelaskan bahwa GPI Papua wajib memperhatikan pengembangan sumber daya manusia gereja di setiap jenjang melalui pendidikan  formal di gereja yakni, Sekolah Minggu dan Katekisasi.  Sekolah minggu  menjadi wadah pendidikan yang bersifat formal untuk mendidik, membina dan memberdayakan  anak-anak.  Petunjuk Pelaksanaan Persekutuan Anak dan Remaja Gereja Protestan Indonesia di  Papua (JUKLAK PAR GPI Papua) menjelaskan Sekolah Minggu sebagai wadah pendidikan formal gereja bertanggungjawab dalam meningkatkan kualitas pelayanan, dengan berorientasi pada pendidikan.  Petunjuk Teknis GPI Papua, (2008:545)  pendidikan Sekolah Minggu GPI Papua, merupakan pendidikan formal gerejawi yang dilaksanakan secara berjenjang dari usia 3 tahun – 16 tahun.  Sebagai pendidikan Formal Gerejawi, sekolah minggu wajib mendapat perhatian dan dukungan penuh dari semua pihak ( Gereja/Jemaat, orang tua, murid-murid sekolah minggu, dan anggota sidi gereja (Guru/Pengasuh) yang dipersiapkan untuk pelaksanaan proses pendidikan di sekolah minggu.  Untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah minggu yang maksimal, Sinode GPI Papua menetapkan kurikulum sekolah minggu sebagai komponen yang penting, dan diimplementasikan  dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah minggu.

DAFTAR RUJUKAN
Boehlke, Robert R, 2011. Sejarah Perkembangan Pikiran Dan Praktek Pendidikan     Agama Kristen, dari Plato sampai IG. Loyola. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Boehlke, Robert R., 2010. Sejarah Perkembangan Pikiran Dan Praktek Pendidikan Agama Kristen. Dari Yohanes Amos Comenius sampai perkembangan PAK di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Lembaga Alkitab Indonesia, 2013. Alkitab, Jakarta : LAI
Nuhamara Daniel, 2009. Pembimbing PAK. Jawa Barat : Jurnal Info Media.
Sinode GPI Papua, 2008. Tata Gereja GPI Papua, Fakfak : Badan Pekerja Sinode GPI Papua
Pazimino Robert, W. 2002 . Fondasi Pendidikan Kristen,. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Tidak ada komentar: